Tumpi Readhouse, Awal Mula Cerita

Halo Sahabat Tumpi. Tak terasa sudah empat tahun Tumpi berdiri. Perjalanan yang penuh suka dan duka. Kali ini, saya akan bercerita sedikit perjalanan Tumpi selama empat tahun ini.

Empat tahun yang lalu, tertanggal 16 Juli  Tumpi Readhouse yang terletak di Karang RT 16 RW 04 Pentur Simo Boyolali diresmikan. Meski sederhana, perpustakaan ini merupakan harapan kami dalam mewujudkan generasi yang melek buku.

Memilih nama “Tumpi Readhouse” tentu bukan tanpa alasan. Kami selalu berharap selalu dekat dengan lokalitas, kami bangga menjadi orang desa yang udik tapi unik.”Tumpi” ditempat kami digunakan untuk menyebut ruas bambu. Mungkin didaerah lain digunakan untuk menyebut keripik bayam.

Desa Pentur merupakan desa yang lekat dengan kerajinan bambu. Mayoritas masyarakatnya membuat besek, tampah, kukusan, kepang, tabak, tusuk sate dll untuk mendapatkan uang tambahan, terkadang malah menjadi penghasilan utama. Maka, kami menamai perpustakaan ini dengan nama “Tumpi” agar kami selalu ingat dimana kami lahir.

Awal perjalanan kami mulai dengan menggerakkan hati teman-teman. Kami mengajak teman-teman kami untuk terlibat dalam misi memberikan akses baca pada anak-anak. Pasalnya, desa Pentur sangat jauh dari akses buku. Tak ada perpustakaan, tak ada toko buku. Pusat perdagangan berada di kecamatan Simo dengan jarak ±7km. Itupun tak menjual buku-buku bacaan yag berkualitas.

Kami tidak menduga, selama dua bulan kami bisa mengumpulkan 800 buku lebih, hasil sumbangan teman-teman. Kamipun semakin semangat.  Kami merenovasi rumah Joko Narimo, rumah sederhana yang biasa digunakan sebagai dapur menjadi perpustakaan.

Tumpi Readhouse sebelum direnovasi
Tumpi Readhouse sebelum direnovasi
Renovasi Tumpi Readhouse
Renovasi Tumpi Readhouse

Layar Tancap, Penanda Kelahiran

Kalau umat muslim biasanya menyambut kelahiran bayi dengan adzan dan iqomah, kami menyambut kelahiran bayi Tumpi Readhouse dengan layar tancap. Kami membentangkan layar di jalan, menonton film yang diperankan masyarakat desa Pentur. Masyarakat berbaur menjadi satu, tua muda semua berbahagia. Banyak harapan dan cita-cita yang dilangitkan malam itu. Tumpi Readhouse bisa menjadi wadah anak-anak muda untuk mengolah diri dan terus berdaya.

Layar tancap dalam peresmian Tumpi Readhouse
Layar tancap dalam peresmian Tumpi Readhouse
Layar tancap dalam peresmian Tumpi Readhouse
Layar tancap dalam peresmian Tumpi Readhouse

Ulang Tahun Hijau, Penanda Empat Tahun Perjalanan

Tak terasa, empat tahun kami telah melewati semua ini. Kadang, anak-anak dan remaja berduyun-duyun datang, kadang kami melewati jalan sunyi. Kadang banyak suport datang, kadang kami masih dicibir. Kadang banyak yang memberi bantuan, kadang banyak buku yang hilang, disobek, diorek-orek. Semua itu tak apa. Kami bersyukur bisa melewati itu semua.

Selama dua tahun pasca diresmikan, Tumpi Readhouse rutin menyelenggarakan kegiatan literasi agar anak-anak senang bermain bersama buku. Kelas menulis, kelas melukis, nonton film bareng, kelas bahasa inggris dan berbagai diskusi telah meramaikan kegiatan Tumpi Readhouse.

Dua tahun berikutnya, kami sempat vakum. Pengurus Tumpi readhouse yang rata-rata tergabung dalam Karang Taruna Prismaka rata-rata sudah menikah. Sibuk dengan urusan rumah tangga. Tahun ini, kami kembali berkegiatan. Kami bersyukur dipertemukan dengan Yayasan Satunama. Karenanya, kami memulai lagi kegiatan yang telah lama  berhenti.

Memperingati ulang tahun ke empat, kami melaksanakan program “Ulang Tahun Hijau”. Program ini merupakan bentuk kampanye pada publik untuk menanam satu pohon dihari  ulang tahun. Tahun ini kami menanam pohon beringin di sekitar sendang/sumber.

Di kampung kami terdapat satu mata air yang bernama sumber Gambasan. Sumber ini seringkali digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Kebetulan, satu pohon beringin di sumber mata ini roboh karena lapuk.

IMG-20160717-WA0003.jpg

IMG-20160717-WA0004.jpg

IMG-20160717-WA0002.jpg

IMG-20160718-WA0027.jpg

Melalui Ulang Tahun Hijau, kami mengajak seluruh remaja di bumi Nusantara ini untuk menanam pohon setiap ulang tahun. Kalau setiap orang mau menanam pohon setiap tahunnya, maka akan banyak pohon yang kita sumbangkan untuk bumi. Ayo menanam dan merawat!!

@annasubekti

Leave a Reply

Your email address will not be published.

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.